Rabu, 15 Oktober 2008

APAKAH KERONCONG ITU ?

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa), Tugu (tempat berdirinya padrao Sunda-Portugis) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya[1]. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.

SEJARAH MUSIC JAZZ

Banyak yang beranggapan bahwa musik jazz adalah musiknya kaum elite dan mapan. Namun bila kita menegok ke akar jazz boleh dibilang justru bertolak belakang. Jazz adalah sebuah seni ekspresi dalam bentuk musik. Jazz disebut sebagai musik fundamental dalam hidup manusia dan cara mengevaluasi nilai-nilai tradisionalnya. Tradisi jazz berkembang dari gaya hidup masyarakat kulit hitam di Amerika yang tertindas. Awalnya, pengaruh dari tribal drums dan musik gospel, blues serta field hollers (teriakan peladang). Proses kelahirannya telah memperlihatkan bahwa musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.

Yang menarik adalah bahwa asal kata “jazz” berasal dari sebuah istilah vulgar yang digunakan untuk aksi seksual. Sebagian irama dalam musik jazz pernah diasosiasikan dengan rumah-rumah bordil dan perempuan-perempuan dengan reputasi yang kurang baik. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi, yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya mengekspresikan perasaannya yang tak mudah dijelaskan, karena musik ini harus dirasakan dalam hati. “Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu” begitu menurut Louis Armstrong.

Legenda jazz dimulai di New Orleans dan berkembang ke Sungai Mississippi, Memphis, St. Louis, dan akhirnya Chicago. Tentu saja musik jazz dipengaruhi oleh musik yang ada di New Orleans, tribal drums Afrika dan struktur musik ala Eropa. Latar belakang jazz tidak dapat dilepaskan dari fakta di mana jazz dipengaruhi berbagai musik seperti musik spiritual, cakewalks, ragtime dan blues. Salah satu legenda jazz yang dipercaya bahwa sekitar 1891, seorang pemilik kedai cukur rambut di New Orleans bernama Buddy Bolden meniup cornet-nya dan saat itu lah musik jazz dimulai sebagai gebrakan baru di dunia musik. Setengah abad kemudian, musik jazz di Amerika memberi banyak kontribusi di dunia musik, dipelajari di universitas, dan akhirnya menjadi sebuah aliran musik yang serius dan diperhitungkan.

Musik jazz sebagai seni yang populer mulai menyebar ke hampir semua masyarakat Amerika pada tahun 1920-an (dikenal sebagai Jazz Age). Jazz semakin marak di era swing pada akhir 1930-an, dan mencapai puncaknya di akhir 1950-an sebagai jazz modern. Di awal tahun 20-an dan 30-an, “jazz” telah menjadi sebuah kata yang dikenal umum.
Pengaruh dan perkembangan musik blues tidak dapat ditinggalkan saat membahas musik jazz di tahun-tahun awal perkembangannya. Ekspresi yang memancar saat memainkan musik blues sangat sesuai dengan gaya musik jazz. Kemampuan untuk memainkan musik blues menjadi standar bagi semua musisi jazz, terutama untuk digunakan dalam berimprovisasi dan ber-jam session. Musik blues sendiri, yang berasal dari daerah Selatan, memiliki sejarah yang sangat luas. Pemain musik blues biasanya menggunakan gitar, piano, harmonika, atau bermain bersama dalam kelompok yang memainkan alat-alat musik buatan sendiri.

Minggu, 05 Oktober 2008

White Shoes & the Couple Company


Awal terbentuk Agustus 2002, di sebuah kampus kesenian di bilangan Jakarta Pusat. Dua orang mahasiswa Seni Rupa, Aprilia Apsari (Sari) & Yusmario Farabi (Rio) yang sedang menjalin hubungan asmara, memutuskan untuk membuat sebuah grup musik dengan mengajak teman dekat satu fakultas mereka yang bernama Saleh. Maka terbentuklah formasi pertama grup musik White Shoes & The Couples Company. Sari pada posisi vokal & violin, Rio pada posisi gitar rhythm, serta Saleh pada posisi gitar melodi. Dengan formasi awal ini mereka bertiga tampil pertama kali pada sebuah acara kampus. Namun tampil hanya bertiga bukanlah rencana pertama, karena dari awal sebenarnya Sari & Rio ingin sekali mengajak sepasang suami istri dari fakultas musik, Ricky Surya Virgana (Ricky) & Mela. Tetapi karena sedang sibuk mengajar dan mengisi beberapa orchestra, mereka tak dapat ditemui. Selang beberapa bulan, mulailah sepasang suami istri tersebut bergabung dalam White Shoes & The Couples Company, Ricky pada posisi bass & cello serta Mela pada posisi keyboard, piano & viola.

Personel:
Nama: Sari
Posisi: vokal

Nama: Yusmario Farabi
Posisi: gitar

Nama: Saleh
Posisi: gitar, backing vokal

Nama: Ricky Surya Virgana
Posisi: cello, bass

Nama: Mela Virgana
Posisi: piano, viola, keyboards

Nama: John
Posisi: drum, vibes

Ten2Five


Kota Perth menjadi awal terbentuknya Ten 2 Five. Tahun 1998, Poltak dan Robin yang keranjingan musik rock dan alternative mengajak Arief dan Lea latihan nge-band. Mereka sering nge-jamz bareng, dan akhirnya berjanji untuk terus latihan tiap hari Sabtu, dari jam 10.00 sampai dengan 17.00. Jadi, itu alasan kenapa nama band mereka Ten 2 Five. Sepulang dari Australia, dengan domisili di Jakarta mereka masih sering ketemu dan main musik bareng. Sayang, karena Lea, sang vokalis, harus konsentrasi dengan pekerjaannya, dia pun keluar.

Berbekal saran seorang teman, mereka mengajak Imel untuk bergabung pada bulan Agustus 2001. Arief, Poltak, Robin, kemudian dipertemukan Imel dengan saudaranya yang juga pemain gitar, Didit. Lengkaplah formasi band dengan 5 anggota ini.

Personel:
Nama: Imel
Posisi: vokal

Nama: Robin
Posisi: gitar

Nama: Arief
Posisi: bass

Nama: Poltak
Posisi: drum

Wajah baru FUNKY KOPRAL


Band yang beraliran Funky Rock ini sering disebut-sebut sebagai Red Hot Chili Pepper-nya Indonesia. Sejak tahun 1999 mereka sudah berhasil mengeluarkan 3 buah album ditambah sebuah album kolaborasi bersama Setiawan Djodi. Dua album pertama diproduksi oleh Universal sedangkan untuk album ke-3 diproduksi oleh POPS Musik (Aquarius). Pada perjalanannya, di dalam tubuh FUNKOP sempat beberapa kali terjadi perubahan personil, di antaranya adalah Onci yang kini menjadi gitaris dari Band UNGU, Bondan Prakoso & juga Iman J-ROCKS yang dulu sempat menjadi additional gitar untuk FUNKOP.

Personel:
Nama : Anggara Mulia a.k.a Angga
Ttl : Jakarta, 5 Mei 1983
Posisi: vokal

Nama : Caesar a.k.a Echank
Ttl : Jakarta, 20 April 1979
Posisi: gitar

Nama: Robbi
Posisi: Drum

Nama: Ilham
Posisi: bass